Ada yang diam, ada yang berteriak.
Tak pelak kedua kepala berisi sama:
keluhan.
Demonstran menciumi bibirnya sendiri lalu menjahitnya
berharap semua orang meneriaki namanya,
mendoakannya.
Cukup dengan doa.
Ada yang diam, ada yang berteriak.
Tak pelak keduanya mengeroyoki satu kata:
gengsi.
Para biksu menangisi cinta
satu malam sebelum kepalanya botak
berharap esok airmatanya kering dan bisa terbasuh doa.
Cukup dengan doa.
tuhan, dengarkah?
tidak.
tuhan tidak berkawan dengan para narsis.